Kamis, 15 Agustus 2013

#UdahPutusinAja



Woahaha hello readers alaykuhhh :D Gue pingin berbagi tentang kilasan dari isi bukunya Felix Siauw nihh.. anyway, gue sendiri belum pernah baca sihh wkwk :p Ini gue baca dari blog temen gue yang udah pernah baca keseluruhan bukunya, and well.. Gue tertarik buat post itu di blog usang gue ini muehehe :3 Gapapakan? Gapapa donggg :)

Kayaknya gue banyak cincong, langsung ajadeh ya sebuah kilasan dari buku inspiratif-nya Ust.Felix yang berjudul #UdahPutusinAja ;)

Ust.Felix mengawali halaman pertama bukunya dengan quote dari seorang Inspirator muslimah bernama Febrianti Almeera:
Kalau saya orang tua, saya  tidak akan bangga anak saya pacaran. Dan sebab saya anak, orang tua saya bangga saya tidak pacaran.
Loh loh, emang ada apa ya dengan pacaran? Bukannya justru bangga ya kalau punya pacar? Bukannya bagi sebagian remaja itu dianggap sebagai bukti autentik kedewasaan mereka? Terus bagaimana sih pacaran itu dalam “kacamata Islam”? Yuuuk kita ulas bab demi bab dalam buku ini: (yang saya ketik dalam bentuk quote berarti itu murni nyuplik dari buku ust.Felix, gak ditambahin bumbu ala saya)
Cinta itu Fitrah
Bab ini diawali dengan ilustrasi yang sangat menarik : Wanita yang memilih untuk pacaran itu tidak ada bedanya dengan “Rest Area” alias tempat singgah.
Lelaki tercipta dengan fitrah mengembara, takkan bisa tertambat hatinya tanpa menikah karena Allah || Mau hanya jadi tempat singgah?
Pacaran itu kayak mampir, nikah itu bagai perhentian || mau jadi tempat mampir atau rumah peraduan?

Mau tau apa yang terjadi pada tempat singgah? Lihat rest area || lelaki mampir makan, buang hajat, mampir, mapir, mampir …

Mampir ke tempat singgah tidak perlu komitmen, beli rumah perlu komitmen || itulah mengapa lelaki lebih rindu rumah daripada tempat singgah.

Muslimah pilih mana? jadi tempat singgah atau jadi rumah perhentian? || Your life is your choice. Choose well, my dear.

#UdahPutusinAja, jangan jadi tempat singgah, jangan jadi tempat mampir bila perlu dan ditinggal bila mau || Engkau lebih berharga dari sekedar itu

Jangan jadi barang yang “pecah berarti membeli” || Tapi lantas dipecahin sama yang nggak mampu beli

Jadilah muslimah sejati, dimana engkau harus dinikahi sebelum dilihat dan dirayu || Dan pastikan yang punya komitmen menghampirimu
*makjleb :p
Dalam buku ini dijelaskan bahwa cinta itu anugrah, fitrah, pemberian Allah kepada hambaNya. Ingat yang ini?
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia, kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak, dan sawah-ladang. itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (syurga) (QS Ali Imran [3]:14)
Jadi sudah sangat jelas, bahwa rasa cinta itu memang ada di hati manusia. Pasti ada. nggak ada yang salah dengan cinta. Bahkan kata Allah rasa cinta dan kasih sayang itu tanda bagi rang yang beriman (QS Maryam [19]:96).

Tapi, sayang beribu sayang, sial beribu sial, kaum Muslim kini telah salah mengartikan cinta. Cinta diartikan sesempit kotak amal :p. Cinta diidentikkan dengan kepuasan badani lewat ekploitasi seksual. Akibatnya? Pernikahan bukan lagi hal yang sakral dan suci. Udah ga ada lagi yang namanya kehormatan dan kemuliaan jiwa. Yang tersisa hanya pergaulan bebas yang di beri label pacaran, teman tapi mesra, dikemas dengan alibi kakak-adik, teman dekat, dll.

Salahkah Merasa?

Jadi, jatuh cinta itu salah? Ya jelas tidak salah. 
Kita bisa mengekspresikannya sesuai kehendak kita, seperti apapun yang kita inginkan. Tapi, ada masanya, ada caranya, dan ada aturannya. Karena itu, islam diturunkan oleh Allah.
Aturan Islam Sedrhana:
Bila cinta, datangi walinya, dan menikahlah.
Bila belum siap, persiapkan diri dahulu dalam diam
Islam dengan tegas mengharamkan interaksi lelaki dan wanita yang bukan mahram tanpa ikatan pernikahan.
Pacaran Tanda Dewasa atau Beradegan Dewasa? :P

Yang namanya pacaran ya, nggak jauh-jauhlah ya dari pegangan tangan dan seterusnya yang nggak perlu saya sebutin. :p Dari data BKKBN 2010, Remaja yang telah kehilangan keperawannya mencapai 51% di jabodetabek, 54% di Surabaya, 52% di Medan, 47% di Bandung, 37% di Yogyakarta. Dan yang paling mengagetkan, menurut BKKBN usia mulai pacaran mereka adalah 12 tahun (sebagai remaja berusia 22 tahun, gue kalah, gue gagal :p). Harusnya sih dari fakta seperti ini kita sebagai wanita udah tau dan kudu sadar, pacaran itu tidak aman bagi wanita yang unyu-unyu seperti kita.
Lelaki dipilih karena masa depannya, sedangkan wanita dipilih dengan masa lalunya || perhatikan baik-baik agar tiada penyesalan

Saat kehormatan direnggut, wanita kalang kabut || Sementara lelaki tinggal kabur, lalu mencari korban yang lain

Pacaran 100% merugikan perempuan, cepat atau lambat || 100% menguntungkan lelaki, cepat atau lambat
Pacaran dalam pandangan Islam
Islam memandang lelaki dan wanita sama dalam penciptaannya, namun berbeda dalam hal fungsi dan penempatannya.
Kenapa dibedakan fungsinya? kenapa dipisahkan penempatannya? Kenapa wanita tidak boleh keluar tanpa mahram? Karena Islam begitu memuliakan wanita. Agar wanita terhindar dari fitnah. Dan karena islam itu agama yang preventif. Allah sangat melarang kita mendekati zina, apalagi melakukannya, makanya Islam menutup rapat-rapat semua jalan menuju perzinaan.

Tapi, Islam bukan mengekang loh yaaa, apalagi nyusahin. Ada kok hal-hal yang diperbokehkan adanya interaksi antara lelaki dan wanita, misalnya jual-beli, belajar-mengajar, akad kerja, dll

TAPI KAN…..



Bukan anak muda jika tidak punya banyak alasan:
“Pacaran itu menambah semangat belajar –> semangat belajar mengkhayal atau lebih tepatnya belajar maksiat maksudnya?

“Pacaran itu menjalin silaturahim –> Jika ingin serius menjalin silaturahim ,dahulukan dulu orang tua sendiri, kakak, adik, paman, bibi. Bukan malah pacaran atas nama silaturahim, padahal buyutnya pun beda.

“Pacaran nggak ngapa-ngapain kok, cuma pegangan tangan –> Tau nggak, kata “CUMA” itu berbahaya, karena semua kemaksiatan awalnya juga “CUMA”. Selingkuh itu awalnya ya “cuma” teman. Hamil itu awalnya ya “cuma” pegangan.

Pacaran nggak ngapa-ngapain kok, cuma telponan doang –> Udah dibahas kan tentang cuma?

Pacaran cuma katakan sayang, katakan kangen? –> Mungkin kamu meremehkan kata-kata yang tak halal, tapi itu ibarat setan  yang merambat lewat pendengaran, lalu memicu untuk melakukan amal-amal terlarang lainnya

Pacaran itu kan tanda cinta, Allah kan memerintahkan manusia untuk mencinta?

Pacaran kan buat dia bahagia? bukankah menyenangkan orang itu amal saleh?

Pacaran itu PENJAJAKAN PRANIKAH? –> PraPUTUS atau PraNIKAH? :P

Pacaran karena aku sayang kepadanya..

Bilang sayang tapi membahayakan || Bilang cinta tapi menjerumuskan -__-
Udah Putusin Aja!

Cinta itu memikirkan yang dicintai, bukan hanya kemarin dan kini, tapi juga nanti.
Bilang engkau lelaki, engkau harus tahu arah saat melangkah. Bila engkau perempuan, seharusnya tahu bagaimana bertingkah.
EMANG PACARAN DALAM ISLAM NGGAK BOLEH YA?


Iya, nggak boleh. Rasulullah SAW melarang segala jenis khalwat yang bukan mahram, termasuk pacaran

Walaupun beda negara? LDR gitu? || mau beda negara, beda alam, beda dunia, mau LDR, mau tetangga, tetep aja haram!

Kan pacarannya nggak ngapa-ngapain? || nggak ngapa-ngapain aja udah maksiat dan dapet dosa, rugi kan? mendingan gak usah deh.

Tapi kan kita punya perasaan || So, harus bilang wow gitu? Punya perasaan nggak berarti kamu boleh melanggar hukum Allah yang kasih kamu perasaan

Kalo pacarannya bikin positif? || Positif Hamil maksudnya?

Heheh, jangan suuzh-zhan, maksudnya bersamanya bikin rajin shalat geto || Shalatmu untuk Allah atau pacar? pernah denger ikhlas?

Nggak, maksudnya kalo gegara dia kita jadi rajin shalat dia kan jadi ber-Amar ma’ruf || Halah. Dusta! Kema’rufan dalam membangkang aturan Allah

Kalau orang tua udah restui kita pacaran? || Mau orang tua yang kasih restu, mau orang utan yang kasih restu, tetep aja pacaran maksiat

Katanya kan ridha Allah bersama ridha ortu? :3 || Ngawur puoool. Dalam ketaatan kepada Allah betul. Lha dalam maksiat? Masa ortu lebih tahu dari Allah?

Jadi nggak boleh nih? Kalo dikit aja gimana? :3 || Eee, pake nawar, emang ini toko besi kulakan?

Terus solusinya gimana? Kan Allah ciptakan rasa cinta? || Ya menikah itu solusi dan baru namanya serius

Yaaa saya kan belum cukup umur || sudah tau belum cukup umur dan belum niat nikah kenapa malah mulai pacaran?

Pacaran kan nikmat :D || Iya, nikmat bagi lelaki, bagi wanita penyesalan penuh air mata nanti
dst
Duh, rempong ya ngurusin orang yang lagi dilanda virus merah jambu? Banyak pembenarannya biar bisa tetep bermaksiat. Makanya, #Udaah, Putusin Ajaa :p

Nah nah, Bagi yang sudah siap, apalagi yang ditunggu? Segera khitbah-ta’aruf bagi yang sudah siap. Gimana cara dan aturannya?  Yang jelas, ” khitbah bukan pacaran dalam bentuk Islami loh yaaa. Khitbah bukan berarti sudah menikah juga. Baca aja deh yaaa bukunya. Bingung meringkasnya seperti apa, soalnya menurut saya di bagian ini setiap kalimatnya penting. :)

Terus, Bagi yang belum siap gimana? 
Ketika hasrat terhalang syariat, cinta tak mampu melekat karena takut maksiat, shalatlah berbilang rakaat atau puasalah selagi dapat || Saat syahwat mengajak maksiat, pikiran menjadi hitam pekat, segera dekati Pemilik rahmat, menuju agamanya kita harus merapat.
Jangan memulai apa yang tak bisa engkau selesaikan || Nikahi atau sudahi, halalkan atau tinggalkan :)

Bila belum siap untuk menikah, jangan coba untuk mengumbar cinta

Lisankan cinta dengan pernikahan | atau berdoalah dalam diam

Bila cinta hanya pegang tangan, seorang ayah lebih layak dapatkan cinta || bila sayang sebatas kata manis, ibumu lebih layak dapatkan sayang

Cinta itu berat karena ia sepaket dengan tanggung jawab || pacaran jauh dari tanggung jawab, yang ada lari tak tanggung jawab

Jaga kehormatanmu lelaki, jaga kemuliaanmu wanita :)
Nah, terus ceritanya udah putus nih.. Terus, galau? Susah move-on, gimana caranya? T___T
Seperti yang orang jawa bilang “witing tresno jalaran soko kulino” : cinta datang karena telah terbiasa.
Makanya, jika belum siap menikah alihkan kebiasaan-kebiasaan itu, jangan dibayangin terus, jangan kepoin facebook atau twitternya (si resumer(?) pengalaman deh kayaknya :p), jangan deket-deket, jangan duduk dampingan, jangan minjem catetan dia (modus jadul bin purba :p), jangan ngajak kerja kelompok fiktif, dan jangan-jangan yang lainnya. Oh terus ini, jangan sering nonton FTV (pengalaman pribadi :p), jangan sering nonton yang ada saranghae saranghae nya, terus denger lagu mellow sambil ngebayangin jalan di koridor kampus diiringi dengan hembusan angin sepoi-sepoi terus muter-muter lari-larian, kejar-kejaran kayak pilem india. Udah tau itu bakal bikin galau, tapi tetep dikerjain :p
Lebih baik kita:
  1. Mengingat Allah : membuat galai karena cinta menjadi ketenangan
  2. Gabungkan diri dalam perjuangan Islam
  3. Baca kisah-kisah Rasulullah SAW, sahabat, dan panglima-panglima Islam
  4. FIND YOUR POSITIVE HOBBY yang bisa mengalihkan kita
Belajar melupakan itu sama seperti belajar mencinta || sama-saam haruskan waktu yang berjalan, sama-sama perlukan kesabaran
Dan bila kenangan membuatmu risau, mungkin harus mengingat lagi || bahwa engkau lakukan semua karena Allah
Terus, Kapan Aku Menikah? Ada nggak doa mempercepat jodoh? Amalan apa yang bisa mendekatkan jodoh? berapa sedekah yang membuat kita dapat jodoh? wirid apa yang mesti dibaca? Apa ke mbah dukun aja ya? -__-

Dari pada mikir yang macem-macem, lebih baik kita memikirkan hal positif apa yang sebaiknya kita ketahui sambil menanti pernikahan?
Bagi muslim dia harus berpikir: “Seandainya aku muslimah, di antara muslim yang begitu banyak, muslim seperti apa yang bakal kupilih untuk jadi pendamping hidupku?
Bagi muslimah, dia berpikir sebaliknya: Bila kau muslim, di antara muslimah yang begitu banyak, muslimah seperti apa yang bakal kupilih untuk jadi pendamping hidupku?
Kalau perlu dicatat tuh kriteria-kriteria yang tadi udah dipikirin, selanjutnya ngapain?
Mari memantaskan diri kita sesuai dengan kriteria yang udah kita pikirin tadi :)
Pinta kepada Allah jangan cukupkan hanya dengan doa || namun amal yang pantas dilakukan sebagai usaha

Pantaskah seseorang meminta pasangan kepada Allah || sementara membaca Al-Qur’an saja masih sulit, sementara belum pantas menjadi imam shalat?

Pantaskah seseorang meminta pasangan kepada Allah || sementara hari-harinya disibukkan berkunjung-riung ke pusat perbelanjaan?

Pantaskah seseorang meminta pasangan kepada Allah || sementara masih sulit baginya menjalankan perintah Allah berhijab dan menjaga kemuliaan?

Pantaskah seseorang meminta pasangan yang baik lagi faqih agama || bila dicari dengan pacaran yang justru dilarang agama?

Dalam setiap hajat, ada kepantasan || termasuk pula di dalamnya pernikahan
Allah itu dekat || bagi yang mau taat
Sekian ringkasan buku #UdahPutusinAja, teman-teman. Buat yang masih penasaran, beli aja bukunya, banyak kok di Gramedia, atau buat teman-teman yang berdomisili di Jabodetabek, di Gelora Bung Karno lagi ada Islamic Book Fair sampai 10 Maret kalau tidak salah, di sana pasti bukunya pada diskon (otak mahasiswa :p)

Semoga ringkasan ini bermanfaat dan juga jadi alarm buat kita, terutama buat saya sendiri. Tidak ada kata terlambat untuk berubah menjadi lebih baik. Allah kan selalu sayang sama kita dan Islam akan selalu menjaga kita selama kita terus berusaha. Dan seperti biasa, quote Allah (ayat) yang paling saya suka dan kayaknya selalu ada di sebagian besar posting-an saya:
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, hingga ia berusaha mengubah nasibnya sendiri
Sekian :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar