Senin, 20 Agustus 2012

Hidup Itu Keras

             Kalo disaat masih janin kita diberi dua buah pilihan "Bahagia" atau "Sengsara", takkan ada fakir miskin yang berjajar dipinggiran kota, takkan ada anak yang tidak mempunyai pendidikan, takkan ada kericuhan meramaikan jalan, takkan ada polisi menjaga lingkungan...Tak akan ada.

             Sayangnya, Tuhan tidak ingin membuat hambanya menjadi umat yang sombong. Oleh karena itu Beliau membebaskan kalian untuk memilih alur hidup kalian sendiri. Beliau ingin kalian berusaha...Berusaha untuk "Bahagia" dengan mengikuti aturan yang Ia beri atau "Sengsara" setelah mati dengan menentang yang telah Ia tentukan.

              Didunia ga cuma ada "anda" dan "saya" ataupun "lo" dan "gue". Ada miliyaran manusia dibumi ini, fakta yang sudah berarti sebuah realita yang harus diterima. Tapi, kenapa masih ada yang berontak dengan kehidupannya sendiri? Hello, bukankah yang membuat hidup kita bahagia itu diri kita sendiri? Jika hidup kita menderita, ga usah susah-susah cari "Si Pelaku"---Lebih baik introspeksi diri dulu deh, percaya tulisan aku ini. Aku yakin pasti kesalahan kitapun ikut andil dalam kesengsaraan kita itu.

               Aku bagaikan skala 1:10000000000~ yang menempati planet tua ini. Sama seperti "kamu", "dia", "mereka". Tidak perlu terlalu jauh...Example, di tempat pendidikan kalian (sekolah/universitas or anythinglah) Semua yang mengumpul dalam gabungan itu adalah sekelompok manusia yang dalam proses menuju dua pilihan tadi (topik awal). Mereka yang kalah akan terhimpit oleh Mereka yang menjadi pemenang. Ngerti ga maksudnya?

               Contoh lainnya deh, Tawuran. Kalo Lo yang ada dikumpulan manusia-manusia murka itu "Do Nothing", ya Lo harus terima jika beberapa saat kemudian Lo terlempar ke RS atau tubuh Lo udah terbalut kain kafan.

             Intinya...Hidup itu keras, jadi kita harus kerasin balik atau kita bakal jatuh tertindih mereka yang sadar mau kerja keras. Gak kayak Lo yang cuma mau terima jadi! Ga enak ya baca kalimat sebelumnya itu, ya tapi emang kenyataannya begitukan? Walau itu semua baru pemikiran aku, belum pernah survei sih soalnya.

----Sekian dululah sampe sini, Insya Allah tulisan ga penting ini bermanfaat bagi yang membaca :)

Minggu, 19 Agustus 2012

Nona Sushi (short story)

“Yup! Selesai! Ini sudah sempurna sekali untuk sekotak sushi. Bahkan, restoran-restoran jepang yang mahal pun pasti akan membutuhkan waktu yang amat lama untuk belajar membuat sushi seperti yang ada ditanganku sekarang.”
 Jessie tersenyum-senyum pada dirinya sendiri. Memandangi sekotak makan sushi ditangannya. Tepatnya, sushi yang ia buat sendiri sejak pagi buta tadi. Jessie memasukan kotak makan ungunya itu kedalam tasnya.

“Jessie? Kamu belum berangkat? Ini sudah hampir jam setengah delapan, bagaimana jika kamu telat?” Kelakar seorang wanita paruh baya yang muncul dihadapannya.

“Ibu serius?” Jessie melirik arlojinya. “Astaga! Sepuluh menit lagi masuk, aku bisa terlambat!” lanjut Jessie, mimik wajahnya mulai terlihat cemas. Ia langsung berlari dan memakai sepatunya kilat.

“Aku berangkat buu!” Ucap Jessie kemudian pergi setelah mengecup pipi Ibundanya.

***

“Pak pleassse! Telatnyakan hanya lima menit. Ayolah pakkk!” Mohon Jessie memelas pada satpam sekolahnya. Yups, pintu gerbang sudah ditutup sejak lima menit sebelum Jessie sampai di sekolahnya.

“Tidak bisa. Pulang saja kamu.”

“Yaampun apa pak joko setega itu sama Jessie? Membiarkan Jessie ga ngikutin jam pelajaran hari ini hingga jessie ketinggalan banyak materi? Jessie tau pak joko ga sejahat ini, pak joko baik. Jessie tau banget pak joko.” Jessie berceloteh dengan nada memelas disertai puppyface-nya. Pak Joko—Satpam sekolah, nampak terdiam.
Sepertinya jurus andalan Jessie berhasil.
“Yaudahdeh, kayaknya aku ga bisa dapet pelajaran hari ini. Jessie bolos aja deh..” Ucap Jessie lesu. Ia memutar sepedanya membelakangi sekolah beserta Pak Joko yang masih bimbang—berperang pikiran dan perasaan.
          Jessie mulai berjalan pelan menuntun sepedanya menjauhi gerbang sekolah. Ekor matanya mencoba melirik kearah Pak Joko. Ayolah! Ayolah berhasil! Bagaimana nasib sushi ka Justin yang sempurna ini—Teriak Jessie dalam hati.
          Pada akhirnya, mata Jessie berbinar ketika mendengar suara gesekan roda pintu gerbang dibelakangnya. Yess—Sahut hatinya girang. Jessie menoleh kebelakangnya.

“Masuklah, jika lain kali kau terlambat lagi..jangan pernah berikan wajah itu dan suara memohon itu padaku.” Ucap Pak Joko lesu.
“Siap bos! Thank you so much, Pak Joko yang baik hati dan rupawan!” jessie menuntun sepedanya melewati gerbang sekolah.
“Ya ya ya, sudah sana masuk ke kelasmu.” Jawab Pak Joko tanpa ekspresi. Jessie terkekeh geli dan langsung berjalan cepat memasuki kelasnya setelah memarkirkan sepedanya.
***
“Good luck, Jessie! Justin menunggumu!” Teriak Febby—sahabat Jessie pada gadis yang tengah berjalan sambil mengatur nafasnya se-relax mungkin mendekati sebuah kelas.

Optimis! Optimis! Optimis!!—Batin Jessie berkobar. Ia tersenyum lebar—menampakkan kedua lesung pipinya, amat manis.
          Tidak lama kemudian seseorang yang ia nanti-nantikan kini sudah keluar dari kelas tersebut. Senyum diwajah Jessie makin lebar. Entah mengapa, degup jantung yang sudah ia atur semaksimal mungkin sebelum pria itu keluar sekarang hancur. Aliran darahnya berdesir hebat. Ia menarik nafas dalam-dalam, kemudian menghempasnya.

“Ka Justinnn!” Panggil Jessie cempreng. Justin yang baru saja hendak mulai membaca kata-kata pada buku ditangannya menoleh kearah utara, pria itu menghela nafas pelan. Ia menutup buku ditangannya seraya menegakkan badannya yang sempat bersandar pada dinding kelas.

“Kaa, terima sushiku ini yaa?”
"Kau lagi kau lagi. Kau seharusnya tak usah berbuat hal seperti ini padaku, tidak penting dan takkan pernah ku terima." Balas Justin tak acuh. Ke-dua mata Jessie yang tadinya berbinar kini agak melemas mendengar jawaban Pria idamannya atas Sushi special buatannya saat akan berangkat sekolah tadi pagi. Tapi, ternyata pria ini tak mau menerima hasil jasanya yang merelakan untuk mencoba bangun lebih awalHanya untuk menyiapkan itu semua.

“Kakak ga suka sushi ya? Sushi sehat lho! Banyak vitaminnya juga, seperti vitamin B12, vitamin B2, dan sushi itu juga mengandung protein yang tinggi loh kak! Makanya, kakak rugi kalau menolak pemberianku ini.”Celoteh Jessie menjelaskan dengan baik dan tepatnya. Alis pria ini terangkat satu mendengar ocehan Jessie. “Tidak mau, aku tidak suka Sushi.”Tolak Pria itu lagi. Tangan Jessie mencekal pergelangan tangan Pria itu saat ia akan memasuki kelasnya. 


                  Hari ini, Aku harus bisa memberikan Sushi ini padanya. Batin Jessie keukeuh. “Ini, di jamin sushi buatanku beda dari yang lain. Kan, ini special buat Kak Justin.” Ucap Jessie centil. Ia menarik tangan pria ituJustin. Kemudian meletakkan kotak makan berisi Sushi itu di atas telapak tangan Justin. Seketika itu juga, Jessie langsung berlari meninggalkan Justin tanpa menunggu ucapan apapun darinya.

“He..Hey!”Pekik Justin teredam karena Jessie sudah berlalu dari penglihatannya. Untuk ke-sekian kalinya ia mendengus melihat tingkah Gadis ini. Ia memperhatikan kotak makan yang Jessie berikan
Sekaligus yang selalu di tolaknya setiap pagi. Tiba-tiba tersungging senyum kecil di sudut bibirnya. Justin membawa kotak makan itu ikut masuk ke dalam kelasnya.

“Dia menerimanya?Wah, kau memang pantang menyerah Jess! Aku salut padamu.”Tanggap Febby di sertai tepukan tangan kecil untuk Jessie –Febby adalah teman sekelas Jessie + Teman sebangku Jessie. Jessie tersenyum bangga. “Tapi, apa kamu yakin dia akan memakan Sushi mu? Atau nanti Justin justru membuangnya? Dia kan ga suka Sushi.”Sambung Febby tiba-tiba. Senyum Jessie pudar, berganti menjadi mimic bingungnya. Benar juga apa yang Febby katakan
Pikir Jessie.

***


“Iya,ya?Haduh, sayang sekali Sushi yang sudah ku buat dan ku rancang se-Indah mungkin…..Nantinya akan berakhir di tempat sampah.” Ucap Jessie lesu. Ia meletakkan kepalanya diatas meja dengan wajah pasrah-nya. Febby mengelus punggung Jessie lembut.


“Tapi, bisa saja Justin memakan sushi itu. Karena dia tau, itu special…Amat special darimu, Jess!” Febby tersenyum menyemangati. Saat itu pula Jessie menegakkan badannya
Ikut tersenyum mendengar ucapan sahabat satunya ini. “Ke kantin yuk! Kali aja ketemu Ka Justin.”Seru Febby bangkit dari duduknya. Tanpa pikir panjang Jessie ikut bangkit dengan wajah senang.

                  Jessie dan Febby memesan makan dan minuman di kantin. “Sini,Sini! Disini aja, jadi kan aku bisa mandangin Justin yang ada di meja depan kita!”Bisik Jessie seraya menarik-narik seragam Febby tak sabaran. Sambil mendengus pelan mereka pun duduk di kursi yang berada di belakang tempat Justin dan teman-temannya dengan meletakkan makanan mereka di atas meja. Tak hentinya Jessie mencuri pandang pada Justin yang sedang bergurau bersama teman-temannya itu. Hingga, manik Justin akhirnya bertemu dengan mata Hazel Jessie yang sedari tadi memperhatikannya sendu.


                  Sontak Jessie langsung gugup saat menerima balasan tatapan Justin
Walau sesungguhnya ia senang. Jessie jadi tidak bisa diam, sampai tanpa sengaja ia menumpahkan gelas minumannya. “Ya ampun, Jessie! Kamu liat-liat dong, itu kan ada minuman di sebelahmu.” Febby menggelengkan kepalanya pelan.

“A-e aku ga sengaja, Feb. “Ucapnya kemudian menyapu air minumannya yang tumpah dengan tissue yang tersedia di atas meja makan. Ternyata dibalik akibat kecerobohan Jessie tadi
Justin memperhatikan tingkah Jessie sejak accident kecil tadi. Ia tertawa kecil dalam hatinya, bahkan terlihat pada sunggingan senyum manis di bibirnya.

                  Saat bel pulang sekolah berdering, Jessie adalah siswi pertama yang beranjak dari kelas. Ia berjalan cepat mendekati sebuah kelas yang hampir setiap hari ia kunjungi, hanya untuk satu tujuan
Bertemu Pria itu. Jessie menyandarkan badannya pada dinding sisi kanan pintu kelas 12-AKelas Justin. Sesekali ia memainkan kuku jemarinya juga melirik ke dalam kelas dari kaca jendela. Di saat itu pula, Justin melihatnya sesaat kemudian kembali fokus pada kegiatan belajarnya yang hampir usai.

                  Tak lama kelas 12-A bubar. Dengan semangat tinggi Jessie menantikan pria itu di penglihatannya. “Kakak!”Seru Jessie saat melihat pria tampan berambut cokelat keemasan mencuat dari balik pintu. Jessie menjulurkan telapaknya. Justin terlihat bingung, namun dalam pikirannya ia sudah tahu maksud Jessie.
“Apa?”
“Kotak makanku. Masa kakak lupa?Tadi kan aku kasih kakak.” Jessie masih mengadahkan tangannya Menunggu Justin memberikan benda yang ia maksud. 
“Sudah ku buang”Balas Justin santai namun cukup membuat ke-dua mata Jessie terbelalak.

“Kakak!!Kenapa kakak buang?Aku kan udah buat cape-cape! Kakak ga hargain aku banget sih! Nyebelin!”Gerutu Jessie marah dan langsung beranjak pergi. Sepertinya ia marah sekali. Justin masih terdiam di tempatnya beberapa saat dengan ke-dua mata memandang punggung Jessie yang semakin lama makin menjauh hingga menghilang dari pandangannya.

                  Semenjak kejadian saat itu. Sikap Jessie menjadi berubah pada Justin beberapa hari ini. Ia tidak se-riang itu saat bertemu Justin. Bahkan yang tadinya suka menyapa Justin jika bertemu—Sekarang hanya untuk tersenyum pun Jessie tak mau.


                   Jessie dan Febby berjalan bersama sesekali bercanda. “Tunggu sebentar. Aku mau benerin tali sepatu dulu.”Ujar Jessie. Febby pun berjalan lebih dulu, karena ia sadar dimana ia berada—Di tengah lapangan. Saat Jessie berdiri tegap, tiba-tiba sebuah bola basket meluncur tepat membentur kepalanya. Seketika Jessie terjatuh pingsan.


“Jessie!”Pekik Justin saat melihat gadis yang terjatuh di lapangan beberapa detik lalu.

                    Tanpa berpikir lagi ia menghampiri Jessie yang tak sadarkan diri, membawanya ke Ruang Kesehatan Sekolah. Justin membaringkan Jessie di atas sebuah kasur. Ia mengambil minyak angin—Mendekatkannya pada hidung Jessie. Ia belum juga terbangun. Akhirnya Justin memutuskan untuk menunggunya hingga tersadar dengan merelakan jam main basketnya.


                     Saat ini Justin dapat memandangi Jessie dengan leluasa. Saat itulah ia tersadar satu hal—Jessie adalah gadis yang manis. Perlahan jemari Justin mengelus pipi putih nan mulus Jessie. Justin selalu senyum-senyum memandang setiap lekuk wajah Jessie. Hingga ibu jarinya menyentuh bibir mungil merah merona Jessie. Entah dorongan apa Justin mendekatkan wajahnya ke wajah Jessie. Tak menunggu lama bibir Justin sudah menempel pada bibir mungil Jessie.

“Aw..aw” Ringis Jessie tiba-tiba. Sontak, Justin membenarkan posisi duduknya seperti semula. Jessie belum sepenuhnya sadar, matanya belum terbuka penuh. “Aku kenapa? Aku dimana? Aw.” Jessie mencoba melihat ke sekelilingnya lebih jelas. Nampak wajah Justin yang sedang tersenyum padanya. “Ngh, Aku sedang mimpi ya?” Ucap Jessie ngawur memandangi Justin. Ia tertawa kecil melihat gadis ini. Seperdetik kemudian mimic Jessie berubah.

“Kok kakak ada deket aku? Kakak ngapain sama aku? Kakak ga ngapa-ngapain akukan?Atau jangan-jangan…”Jessie melirik kebawah kemudian menghela nafas panjang saat mengetahui pakaiannya masih melekat di tubuhnya.

“Masih banyak wanita yang badannya lebih berbentuk, tidak rata sepertimu.” Ketus Justin. Jessy mencibir mendengar ucapan Pria itu. “Kok aku bisa ada sama kakak?”Tanya Jessie heran.


“Tadi kau pingsan” Jawab Justin singkat. Jessie Cuma mengangguk-anggukan kepalanya. Ia merubah posisinya menjadi duduk di kasur tempatnya sekarang itu. Suasana menjadi hening seketika. Justin tak hentinya memandangi wajah Jessie—membuatnya gugup. Pipinya pun sudah merah merona karena malu. “Kau ternyata cantik ya” Lirih Justin tanpa sadar. Kontan Jessie menoleh ke arah Justin.


“Apa? Tadi kakak bilang apa?” Tanya Jessie penasaran. Walau samar-samar ia agak mendengar, namun ia ingin mendengar lebih jelas. “Kau cantik” Ulang Justin dengan kata yang berbeda. Lagi-lagi Jessie hanya menunduk tersipu malu.


“Jess?” Panggil Justin meraih dagu Jessie –Menatapnya lekat. Lama-kelamaan wajah Justin makin mendekat. Secara otomatis, aliran darah gadis itu berdesir hebat. Jessie tak tau harus melakukan apa saat ini. Hingga Jessie makin tak bisa berkutik saat Justin memegang kedua pipi Jessie dengan tangannya dan semakin mendekatkan wajahnya.


***


“Masuk! Kau mau kotak makanmu balik tidak?” Seru Justin membukakan pintu mobilnya untuk Jessie. Nampak keraguan di wajah Jessie, karena saat itu Justin mengatakan bahwa ia telah membuang Kotak makannya ke tempat sampah. Tapi pada akhirnya ia pun memasuki mobil BMW Toledo Z4 Convertible milik Justin disusul Justin yang duduk di kursi kemudi. Mobil ini melaju cepat menelusuri kota Atlanta yang Nampak sejuk di senja hari.

                  Beberapa menit kemudian Justin menghentikan mobilnya disisi taman yang di kunjungi beberapa orang diantaranya anak kecil dan sepasang kekasih. Justin mengambil sesuatu dalam mobilnya kemudian menarik tangan Jessie memasuki area taman itu. Justin menghentikan langkahnya di depan sebuah danau. Mereka duduk di hadapan danau berhiasi bunga-bunga teratai.


“Jadi, mana kotak makanku?Kenapa kakak ga balikin?Mama aku nanyain tau!”Gerutu Jessie saat melihat Justin memegang kotak makannya. “Nih!”Justin menyodorkan kotak makan berwarna ungu itu pada Jessie. Terasa aneh ketika Jessie menerima kotak makannya itu—Berat. Tanpa pikir panjang ia menge-cek apa yang ada di dalamnya.


                   Jessie langsung terperangah melihat apa yang ada di dalamnya. Kumpulan sushi berbentuk cinta dengan hiasan tiga macam warna. Jessie terkagum-kagum melihat isi kotak makannya. “Indah sekali, Cantik.” Puji Jessie menyentuh sushi-sushi itu dengan telunjuknya.

“Aku mencoba membuat itu selama beberapa hari, dan pada akhirnya…Justin Bieber bisa membuat Sushi Spesialnya Untuk Si Nona Sushi.”Ucap Justin tersenyum. Jessie menutup kotak makannya. 
“Makasih Kak”

“Itu ga gratis lho! Kau harus membayarnya.” Justin tersenyum sinis. Ke-dua alis Jessie menyatu. Bayar? Batin Jessie bertanya-tanya. “Bayar berapa?” Tanya Jessie polos.


“Bukan membayar dengan uang. Tidak sulit, hanya jika kau mau menjadi pacarku dan membawakanku sekotak sushi untukku saat kita kencan. Karena, aku suka Sushi buatanmu.”Jawab Justin dengan senyum manisnya tanpa melihat ke arah Jessie yang kini tercengang mendengar ucapan Justin.


                 Lelaki yang ia idam-idamkan selama ini, Memintanya untuk menjadi kekasihnya? Seperti mimpi, Seorang Justin Bieber yang merupakan Kapten basket inginkan Jessie Velly Lauren yang mempunyai sifat dan sikap bawel, tulalit, polos menjadi kekasihnya? Bahkan Jessie pun tak percaya dengan surprise Amazing yang menghampirinya kini.


“Hey? Nona Sushi? Kau mau tidak?”


“A-a…Iya.”Jawab Jessie tersipu. Justin tak bicara apapun. Di raihnya kotak makan Jessie—Membukanya. Justin memegang kedua sumpit kemudian memakan Sushi itu lahap. “Eh Eh? Itu kan Sushi untukku! Kenapa kau makan! Kembalikan!”Seru Jessie mencoba merebut Kotak makannya, namun tidak mudah karena Justin memunggungi Jessie dengan satu tangan menghalanginya untuk bisa merebut kotak makannya itu.


“Hahaha...Baik. Baik. Kita habiskan ini bersama!”Ucap Justin di selingi tawa kecil, ia berbalik badan. Jessie mengembungkan pipinya dengan bibir yang mengerucut. Melihat itu tawa Justin makin meledak. “Ahh, dasar anak kecil. Gitu aja ngambek!”Ledek Justin.


“Aish, Aku bukan anak kecil! Aku ini sudah 15 tahun tauuu!!”


THE END...

Sabtu, 18 Agustus 2012

A Little Wish

Aidil Fitri tahun ini baru terasa kekurangannya. Kenapa tahun-tahun yang lalu aku tak menyadarinya? Entahlah. Walau hanya satu kekurangan, namun berarti amat besar jikalau dia ada—Berkumpul bersama saling melengkapi. Namun semua itu mustahil terjadi. Kini telah ada penggantinya sejak 11 tahun lampau, menyatu bersama keluarga kecilku. Orang baru itu bukanlah solusi.

Rasanya tidak sama, karena kita memang tidak saling memiliki ikatan. Ikatan kasih sayang 
layaknya posisi dalam dirinya dan aku. Sungguh aku teramat merindukannya. Aku ingin memeluknya, bercanda ria layaknya yang diluar sana, saling berbagi cerita, semua hal menyenangkan ingin kulakukan dengannya—seperti bertahun-tahun silam.

Engkau meninggalkan kami begitu cepat. I need you here, next to me. I want you who will hug me while I'm crying. Give the resolution every troubles I get. But, it just impossible.

I wish you feel the same—Aku harap kau merasakannya, jeritan hatiku yang memanggilmu miris. Agar engkau tahu...Bahwa aku disini merindukan semua yang ada dalam dirimu. Kutau Tuhan membaca tulisan tak berarti ini. Tulisan yang mungkin hanya aku yang membacanya berurai air mata berulang kali. Tapi kutau, Tuhan pasti tau.

Hanya satu pintaku pada Hari Aidil Fitri yang membahagiakan setiap umat muslim ini—Izinkan aku bertemu dengannya atas kehendak-Mu, walau hanya sekerjap mata.

Kisah Satu Gereja Masuk Islam Berkat Seorang Pemuda Muslim Di Amerika :)


Rabu, 22 Februari 2006

Ada seorang pemuda arab yang baru saja menyelesaikan bangku kuliahnya di Amerika. Pemuda ini adalah salah seorang yang diberi nikmat oleh Allah SWT berupa pendidikan agama Islam bahkan ia mampu mendalaminya. Selain belajar, ia juga seorang juru dakwah Islam. Ketika berada di Amerika, ia berkenalan dengan salah seorang Nasrani. Hubungan mereka semakin akrab, dengan harapan semoga Allah SWT memberinya hidayah masuk Islam.

Pada suatu hari mereka berdua berjalan-jalan di sebuah perkampungan di Amerika dan melintas di dekat sebuah gereja yang terdapat di kampung tersebut. Temannya itu meminta agar ia turut masuk ke dalam gereja. Semula ia berkeberatan. Namun karena ia terus mendesak akhirnya pemuda itupun memenuhi permintaannya lalu ikut masuk ke dalam gereja dan duduk di salah satu bangku dengan hening, sebagaimana kebiasaan mereka. Ketika pendeta masuk, mereka serentak berdiri untuk memberikan penghormatan lantas kembali duduk.

Di saat itu si pendeta agak terbelalak ketika melihat kepada para hadirin dan berkata...

Di tengah kita ada seorang muslim. Aku harap ia keluar dari sini.” 

Pemuda arab itu tidak bergeming dari tempatnya. Pendeta tersebut mengucapkan perkataan itu berkali-kali, namun ia tetap tidak bergeming dari tempatnya. Hingga akhirnya pendeta itu berkata.... “Aku minta ia keluar dari sini dan aku menjamin keselamatannya.” 

     Barulah pemuda ini beranjak keluar. Di ambang pintu ia bertanya kepada sang pendeta...“Bagaimana anda tahu bahwa saya seorang muslim.” Pendeta itu menjawab... “Dari tanda yang terdapat di wajahmu.” Kemudian ia beranjak hendak keluar. Namun sang pendeta ingin memanfaatkan keberadaan pemuda ini, yaitu dengan mengajukan beberapa pertanyaan, tujuannya untuk memojokkan pemuda tersebut dan sekaligus mengokohkan markasnya. Pemuda muslim itupun menerima tantangan debat tersebut.
Sang pendeta berkata... “Aku akan mengajukan kepada anda 22 pertanyaan dan anda harus menjawabnya dengan tepat.” 

Si pemuda tersenyum dan berkata...“Silahkan!

Sang pendeta pun mulai bertanya,
1. Sebutkan satu yang tiada duanya,

2. dua yang tiada tiganya,

3. tiga yang tiada empatnya,

4. empat yang tiada limanya,

5. limayang tiada enamnya,

6. enam yang tiada tujuhnya,

7. tujuh yang tiada delapannya,

8. delapan yang tiada sembilannya,

9. sembil an yang tiada sepuluhnya,

10. sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh,

11. sebelas yang tiada dua belasnya,

12. dua belas yang tiada tiga belasnya,

13. tiga belas yang tiada em-pat belasnya.

14. Sebutkan sesuatu yang dapat bernafas namun tidak mempunyai ruh!

15. Apa yang dimaksud dengan kuburan berjalan membawa isinya?

16. Siapakah yang berdusta namun masuk ke dalam surga?

17. Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah namun Dia tidak menyukainya?

18. Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dengan tanpa ayah dan ibu!

19. Siapakah yang tercipta dari api, siapakah yang diadzab dengan api dan siapakah yang terpelihara dari api?

20. Siapakah yang tercipta dari batu, siapakah yg diadzab dengan batu dan siapakah yang terpelihara dari batu?

21. Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap besar!

22. Pohon apakah yang mempu-nyai 12 ranting, setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah naungan dan dua di bawahsinaran matahari?”

Mendengar pertanyaan tersebut pemuda itu tersenyum dengan senyuman mengandung keyakinan kepada Allah. Setelah membaca basmalah ia berkata...


  • 1. Satu yang tiada duanya ialah Allah SWT.
  • 2. Dua yang tiada tiganya ialah malam dan siang. Allah SWT berfirman, “Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda (kebesaran kami).” (Al-Isra’:12) .
  • 3. Tiga yang tiada empatnya adalah kekhilafan yang dilakukan Nabi Musa ketika Khidir menenggelamkan sampan, membunuh seorang anak kecil dan ketika menegakkan kembali dinding yang hampir roboh.
  • 4. Empat yang tiada limanya adalah Taurat, Injil, Zabur dan Al-Qur’an.
  • 5. Lima yang tiada enamnya ialah shalat lima waktu.
  • 6. Enam yang tiada tujuhnya ialah jumlah hari ke-tika Allah SWT menciptakan makhluk.
  • 7. Tujuh yang tiada delapannya ialah langit yang tujuh lapis. Allah SWT berfirman, “Yang telah
  • menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Rabb Yang
  • Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang.” (Al-Mulk:3).
  • 8. Delapan yang tiada sembilannya ialah malaikat pemikul Arsy ar-Rahman. Allah SWT berfirman,
  • “Dan malaikat-malaikat berada dipenjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung ‘Arsy Rabbmu di atas(kepala) mereka.” (Al-Haqah: 17).
  • 9. Sembilan yang tiada sepuluhnya adalah mu’jizat yang diberikan kepada Nabi Musa : tongkat,
  • tangan yang bercahaya, angin topan, musim paceklik, katak, darah, kutu dan belalang dan ****
  • 10 .Sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh ialah kebaikan. Allah SWT berfirman, “Barangsiapa yang                     berbuat kebaikan maka untuknya sepuluh kali lipat.” (Al-An’am: 160).
  • 11. Sebelas yang tiada dua belasnya ialah jumlah saudara-saudara Yusuf.
  • 12. Dua belas yang tiada tiga belasnya ialah mu’jizat Nabi Musa yang terdapat dalam firman Allah,                            “Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman, ‘Pukullah batu itu dengan tongkatmu.’ Lalu memancarlah dari padanya dua belas mata air.” (Al-Baqarah: 60).
  • 13. Tiga belas yang tiada empat belasnya ialah jumlah saudara Yusuf ditambah dengan ayah dan ibunya.
  • 14. Adapun sesuatu yang bernafas namun tidak mempunyai ruh adalah waktu Shubuh. Allah SWT berfirman, “Dan waktu subuh apabila fajarnya mulai menyingsing. ” (At-Takwir:18).
  • 15. Kuburan yang membawa isinya adalah ikan yang menelan Nabi Yunus AS.
  • 16. Mereka yang berdusta namun masuk ke dalam surga adalah saudara-saudara Yusuf, yakni ketika mereka berkata kepada ayahnya,”Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami,lalu dia dimakan serigala.” Setelah                                 kedustaan terungkap, Yusuf berkata kepada mereka, ” tak ada cercaaan ter-hadap kalian.” Dan ayah mereka Ya’qub berkata, “Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Rabbku. Sesungguhnya Dia-lahYang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
  • 17. Sesuatu yang diciptakan Allah namun tidak Dia sukai adalah suara keledai. Allah SWTberfirman, “Sesungguhnya sejelek-jelek suara adalah suara keledai.” (Luqman: 19).
  • 18. Makhluk yang diciptakan Allah tanpa bapak dan ibu adalah Nabi Adam, malaikat, unta NabiShalih dan kambing Nabi Ibrahim.
  • 19. Makhluk yang diciptakan dari api adalah Iblis, yang diadzab dengan api ialah Abu Jahal danyang terpelihara dari api adalah Nabi Ibrahim. Allah SWT berfirman, “Wahai api dinginlah danselamatkan Ibrahim.” (Al-Anbiya’: 69).
  • 20. Makhluk yang terbuat dari batu adalah unta Nabi Shalih, yang diadzab dengan batu adalahtentarabergajah dan yang terpelihara dari batu adalah Ash-habul Kahfi (penghuni gua).
  • 21. Sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap perkara besar adalah tipu daya wanita, sebagaimana firman Allah SWT, “Sesungguhnya tipu daya kaum wanita itu sangatlah besar.” (Yusuf: 2Cool.
  • 22. Adapun pohon yang memiliki 12 ranting setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daunmempunyai 5 buah, 3 di bawah teduhan dan dua di bawah sinaran matahari maknanya: Pohonadalah tahun, ranting adalah bulan, daun adalah hari dan buahnya adalah shalat yang lima waktu, tiga dikerjakan di malam hari dan dua di siang hari.
Pendeta dan para hadirin merasa takjub mendengar jawaban pemuda muslim tersebut. Kemudian ia pamit dan beranjak hendak pergi. Namun ia mengurungkan niatnya dan meminta kepada pendeta agar menjawab satu pertanyaan saja. Permintaan ini disetujui oleh sang pendeta.

Pemuda ini berkata, “Apakah kunci surga itu?” Mendengar pertanyaan itu lidah sang pendeta menjadi kelu, hatinya diselimuti keraguan dan rona wajahnya pun berubah. Ia berusaha menyembunyikan kekhawatirannya, namun hasilnya nihil. Orang-orang yang hadir di gereja itu terus mendesaknya agar menjawab pertanyaan tersebut, namun ia berusaha mengelak. Mereka berkata,”Anda telah melontarkan 22 pertanyaan kepadanya dan semuanya ia jawab,sementara ia hanya memberimu satu pertanyaan, namun anda tidak mampu menjawabnya!”

Pendeta tersebut berkata,”Sungguh aku mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut, namun aku takut kalian marah. “Mereka menjawab, “Kami akan jamin keselamatan anda.” Sang pendeta pun berkata, “Jawabannya ialah: Asyhadu an La Ilaha Illallah wa Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah.
Lantas sang pendeta dan orang-orang yang hadir di gereja itu memeluk agama Islam.

Sungguh Allah telah menganugrahkan kebaikan dan menjaga mereka dengan Islam melalui tangan seorang pemuda muslim yang bertakwa.

** Kisah nyata ini di ambil dari Mausu’ah al-Qishash al-Waqi’ah melalui internet, www.gesah.net

Kaum yang berpikir (termasuk para pendeta) sedianya telah mengetahui bahwa Islam adalah agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad S.A.W dan akan menjaga manusia dalam kesejahteraan baik di dunia dan di akherat.. Apa yang menyebabkan hati para pendeta itu masih tertutup bahkan cenderung mereka sendiri yang menutup rapat jiwanya.. Semoga Allah SWT memberikan Hidayah kepada mereka yang mau berpikir.. Amin.

Jumat, 17 Agustus 2012

Gimana sih Cara Keren memulai cerita?


Mau tau cara-cara keren memulai cerita kamu? Check this out!

Memulai dengan:

1. Anekdot atau humor
    Contoh:
Kemarin aku melihat Ken di teras rumahnya. Kamu tahu apa yang sedang dilakukan cowok keren seantero sekolah itu? Dia mencabuti bulu ketiak!

2. Sebuah dialog
    Contoh:
            “Shin, kita tersesat gak sih?”
            “Tidak. Percaya padaku. Jalurnya sudah benar. ”

3. Memasuki pikiran pembaca
    Contoh:
            Pernahkah kamu berpikir bahwa ibumu sebenarnya adalah sebentuk robot?

4. Memakai analogi perumpamaan
    Contoh:
            Dia seperti embun di pagi hari. Dia seperti air yang mengalir di kerongkongan yang haus. Menyegarkan.

5. Memberikan fakta mengejutkan
    Contoh:
            Ning adalah gadis biasa dengan aura luar biasa. Dia sudah dicintai 125 pemuda dari berbagai strata. Anehnya semua pemuda tersebut belum ada yang berhasil mencuri hati Ning.

Daun Kering


Dedaunan mengalun mengikuti irama angin

Desiran ombak telah memanggil diri untuk bangkit dan melawan

Tapi aku tak sekuat Pohon

Aku hanya selembar daun kering

Tergeletak di bawah rakyat yang masih bertahan

Terdiam sendu berbekalkan penyesalan tiada guna

Beradu nasib dengan angin dan kehancuran


Perasaan bergejolak menyatukan semua hasrat

Meratapi diri yang tak juga bangun

Menyatukan semua rasa menjadi sebuah kepalan membanggakan

Aku bisa...Pasti bisa melebihi mereka semua !

Tadinya...

Namun apa daya...Kertas telah menjadi Abu...

Aku hanyalah selembar Daun Kering

Lemah...Siap tertindas dan hancur berkeping-keping